Kamis, 22 Januari 2009

JAWABAN UAS TIK

1. Deskripsikan wilayah garapan / pokok-pokok Manajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP)


JAWAB :

Pengertian sistem informasi manajemen (SIM), yaitu merupakan penerapan sistem informasi di dalam tubuh organisasi guna mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen pada organisasi tersebut. SIM merupakan kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data sehingga tersaji informasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen organisasi tersebut.

Dengan demikian wilayah garapan atau pokok-pokok Manajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) adalah administrasi pendidikan itu sendiri, guna :
Meningkatkan kemampuan (manajerial dan administrasi pendidikan) dalam rangka standarisasi, pemantauan, evaluasi, meningkatkan kualitas perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan, atas dasar data dan informasi yang cepat dan akurat,
Terwujudnya sistem pangkalan data dan informasi sebagai sub sistem dari SIM Pendidikan DEPDIKNAS,
Melembaganya pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, sehingga terjamin adanya kesinambungan dalam pemeliharaan, pengoperasian dan pengembangan pendidikan.



2. Bagaimana proses penggunaan Manajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan ?

JAWAB :

Proses penggunaan MSIP adalah :
Data dan informasi harus dioleh kedalam satu sistem informasi, agar data dan informasi tersebut memiliki makna dan dapat membantu membuat keputusan-keputusan. Suatu organisasi harus memiliki input data dan informasi yang baik, sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan organisasi. Data dan informasi yang baik tidak hanya harus akurat, valid dan mencukupi/lengkap, tetapi juga harus tepat waktu pada saat dibutuhkan.
Sebagai bentuk akuntabilitas dan pencitraan publik pengelolaan pendidikan, adanya SIMP bertujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, menganalisis, dan mempublikasikan informasi tersebut.
Salah satu hasil yang sangat penting dan strategis dari SIMP adalah dihasilkannya pemetaan sekolah secara akurat. Dengan bantuan program-program pengolah data modern dan perangkat lunak lain, pemetaan sekolah tidak hanya memetakan sekolah dari segi kualifikasi dan sebaran tetapi juga dari segi atribut atau kondisi sekolah.

Banyak pendapat mengatakan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu senjata persaingan dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karena saat ini teknologi informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktivitas operasional lembaga pendidikan. Hampir disetiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi yang sangat memadai dalam berbagai aktivitas operasional lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang mampu mengoperasionalkan manajemen sistem informasi pendidikan dengan baik akan meningkatkan mutu layanan pendidikan yang sekaligus akan menjadi lembaga pendidikan yang menjadi pilihan masyarakat.



3. Klasifikasikan kemudian deskripsikan jenis data yang biasa digunakan untuk kepentingan MSIP ?

JAWAB :

Klasifikasi dan deskripsi data :
Data dari pemerintah/birokrasi, yaitu Undang-undang, peratuaran, ketetapan/keputusan, edaran, anjuran, standar kurikulum, nomor statistik sekolah, nomor induk personil/pegawai (NIP), NUPTK (Nomor Induk Pendidik dan Tenaga Kependidikan), hasil monitoring/supervisi/audit,reward/bantuan/blok grant, standart-standart, penilaian/akreditasi, dan lain-lain.
Data pada sekolah/organisasi, yaitu data siswa, personil (guru dan staf administrasi), keuangan, komite/organisasi sekolah, barabg-barang inventaris/perlengkapan (barang tidak bergerak, tanah dan bangunan; barang-barang bergerak ; perabot, peralatan-peralatan teknis). Barang-barang non inventaris (habis pakai), bukti kerja sama/MoU, prestasi, pengembangan kurikulum dan silabus, tata tertib, perencanaan/strategi, keputusan/ketetapan intern, dan lain-lain.

Kedua kelas atau kelompok data tersebut merupakan data hidup (bertambah atau berkurang/berubah) harus diolah dari waktu ke waktu sehingga terjadi satu sistem informasi yang "berguna" yaitu SIMP pada organisasi tersebut, yang akan memudahkan pula dalam pengendalian/evaluasi dan diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan/stakeholders



4.Deskripsikan fungsi manajeman sistem informasi dalam kontek :

JAWAB :
Manajemen Data. Data adalah fakta-fakta mentah atau deskripsi-deskripsi dasar dari hal-hal, event, aktivitas, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, diklasifikasikan, diorganisasikan, pada gilirannya akan mampu menghasilkan informasi yang bermakna.
Monitoring. SIM merupakan "darah" yang mengalir dalam tubuh organisasi, berbekal Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang akurat dan konferhensif, akan memudahkan menejer atau pihak lain/stakeholders melakukan monitoring setiap waktu atau pada saat yang diperlukan.
Pengambilan Keputusan. Sistem informasi mampu menyediakan informasi kepada manajer yang harus membuat keputusan dalam situasi-situasi tertentu, mendukung pengambil keputusan dalam situasi yang tidak terstruktur dengan baik. Sistem ini disebut Decision Support System (DSS).
Evaluasi dan Penilaian. Suatu organisasi yang mampu menyajikan sisitem informasi yang memiliki makna, lengkap, akurat, akuntabel, akan mampu untuk dievaluasi/penilaian oleh organisasi sendiri (evaluasi diri), maupun oleh pihak-pihak lain/stekholders.
Pengontrol Kualitas. sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa garapan utama manajemen sistem informasi pendidikan adalah administrasi pendidikan itu sendiri, bila sekolah mampu memiliki sistem informasi yang handal, tentu akan mampu diimplementasikan terhadap pengontrol/pengendalian kualitas sekolah tersebut, karena Sistem Informasi Manajeman (SIM) diadakan dalam rangka standarisasi, pemantauan, evalusi, meningkatkan kualitas perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan perencanaan atas dasar sistem informasi yang akurat dan konprehensif.
Meningkatkan Daya Kompetensi. Ciri informasi yang berguna adalah akurat, lengkap, fleksibel, dapat dipercaya, berhubungan, mudah diakses, berdasarkan fakta, tepat waktu, dan tidak terkontaminasi. Disamping itu mudah dalam penyimpanan, pengambilan, analisis dan sharing data, sehingga organisasi tersebut akan mampu meningkatkan kompetensi dalam hal : berkomunikasi lebih cepat dan mudah, dapat memperluas kewenangan dan pengembangan organisasi, kemampuan dalam perencanaan dan pengembilan keputusan,
Pengembangan Kelembagaan (Misalnya Sekolah) : Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat memberikan peningkatan pelayanan kepada siswa dan orang tua siswa/stekholders, misalnya penyajian informasi tentang kemajuan belajar siswa secara cepat dan akurat. Semakin cepat informasi sampai kepada orang tua siswa/stekholders akan mempercepat perbaikan/pengendalian mutu pembelajaran dan mutu sekolah. Sistem Informasi Manajemen sebagai modal untuk bersaing secara profesional dan sehat dengan sekolah lain dalam upaya pengembangan sekolah.
Mengefektifkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Lainnya. Mengoptimalisasikan proses-proses pengolahan data dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual, meningkatkan efektivitas dan efesiensi sumber daya manusia yang bekerja dalam kelompok, dalam suatu tempat atau beberapa lokasi.
Menyederhanakan Birokrasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM), menyediakan komunikasi dalam/antar organisasi dengan cepat, SIM menyimpan informasi yang mudah diakses dengan prosedur yang simpel, SIM menyediakan fasilitas pengaksesan informasi yang sangat benyak diseluruh dunia dengan cepat dan mudah tanpa ada aturan harus melalui birokrasi tertentu.
Meningkatkan Efesiensi. Meningkatkan efesiensi sekaligus efektivitas, menyajikan informasi dengan jelas, mampu mengurangi beban kerja, mempercepat pekerjaan/pengetikan dan editing, pembiayaan menjadi lebih murah.
Membuat Perencanaan. Perencanaan yang baik tentang pengembangan/peningkatan ktika akan memulai sesuatu yang baru harus didukung/didahului oleh adanya data dan informasi, selain dari fenomena empirik dan renungan serta refleksi, semakin komprehensifnya informasi maka semakin baiklah perencanaan yang dibuat.
Umpan Balik. Dapat meningkatkan kreativitas, baik penyedia layanan sistem informasi dengan pengguna karena bisa mendapatkan feed back dari pengguna sistem informasi dengan lebih cepat. Adanya hubungan dua arah dari penyedia layanan manajemen informasi dengan pengguna informasi karena informasi akan lebih terintegrasi pada layanan menajemen informasi khususnya yang akan dijadikan pijakan dalam pengambilan keputusan.



5. Berikan penjelasan perbedaan manajemen sistem informasi pendidikan konvensional dengan berbasis komputer (modern), dalam kontek planning, actuating,innovating, organizing, staffing, controlling, representing, coordinating?

JAWAB :

terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian fungsi-fungsi manajemen :
Planning adalah : Perencanaan
Actuating adalah : action/realisasi kerja
Directing adalah :Pengarahan
Innovating adalah Peningkatan Perbaikan/inovasi
Organizing adalah : Pengorganisasian
Staffing adalah : Manajemen Kepegawaian, menyangkut deskripsi jabatan/keahlian,fungsi, wewenang dan tanggung jawab.
Controlling adalah : Pengendalian
Representing adalah : Sumbangan dengan tugas pimpinan antara lain, menghadiri/memimpin rapat, melakukan perjalanan, melakukan kontrak/hubungan dengan pihak lain.
Coordinating adalah : Koordinasi/hubungan.

Perbedaan Manajemen Sistem Informasi Pendidikan antara model yang konvensional dengan yang berbasis komputer/modern adalah :
Model Konvensional, adalah sistem informasi yang dikerjakan secara manual. Bila dikaitkan dengan situasi sekarang dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi demikian dahsyat, maka kondisi dan kemampuan Manajemen Sistem Informasi Pendidikan model konvensional adalah kebalikan dari model modern, sehingga fungsi-fungsi manajemen seperti planning, actuating, directing, innovating, staffing, controlling, refresenting, dan coordinating tidak akan semudah,sepraktis, seefektif dan seefesien pada penerapan model modern/berbasis komputer.
Model Berbasis Komputer (Modern). MSIP berbasis komputer atau Computer Based Information System (CBIS) adalah sebuah sistem informasi yang menggunakan komputer dan teknologi telekomunikasi untuk melakukan tugas-tugas yang dikehendaki sehingga mampu melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dengan kecepatan tinggi, menyediakan komunikasi dalam satu sekolah atau antar sekolah yang murah, akurat dan cepat, seperti :
Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses
Melakukan pengaksesan informasi yang sangat banyak diseluruh dunia dengan cepat dan murah
Meningkatkan efektivitas dan efesiensi pekerjaan
Menyajikan informasi dengan jelas dan menggunakan pikiran
Mengotomatiskan proses-proses pekerjaan, mempercepat pengetikan dan penyuntimngan
Melaksanakan hal-hal tersebut di atas jauh lebih mudah bila dibandingkan secara manual.

Dengan demikian fungsi-fungsi manajemen pada lembaga pendidikan dapat berjalan dengan lancar, cepat, normal, akuntabel, akurat, memenuhi standarisasi dan relatif murah.

Berikut adalah infrastruktur dan arsitektur informasi model CBIS. Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas-fasilitas fisik, layanan dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu lembaga/organisasi. Terdapat 5 komponen utama dari infrastruktur dimaksud, yaitu :
Perangkat keras (hardware)
Perangkat lunak (software)
Fasilitas jaringan dan komunikasi (Networks and communication facilities) termasuk internet.
Basis data (data base)

Informasi Manajemen Personal (Personalia Management Information) arsitektur informasi berbeda dengan arsitektur komputer yang menggambarkan kebutuhan perangkat keras dari sistem komputer. Arsitektur informasi adalah perencanaan terhadap kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh lembaga/organisasi dan bagaimana proses kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Dalam mempersiapkan arsitektur informasi perancang (designer) membutuhkan :
Informasi-informasi perihal pendidikan
Infrastruktur informasi. Informasi telah ada dan yang direncanakan sehingga mampu melengkapi informasi dalam rangka terus eksis berada dalam lingkungan sistem informasi pendidikan.



6. Untuk soal no. 6, silakan pilih salah satu!
Salah satu contoh penerapan manajemen sistem informasi pendidikan di sekolah adalah e-learning. Buatlah contoh sederhana penerapan program e-learning di sekolah dalam hal :
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) atau SCL
Pengembangan Perpustakaan Digital (Digital Library)
Pengembangan Sumber Daya Guru atau Pegawai

JAWAB :

Salah satu konsep/bentuk pengembangan perpustakaan digital (digital Library) adalah :
Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan. Bidang pekerjaan yang diintegrasikan dengan sistem tersebut adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk automasi perpustakaan
Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Cakupannnya antara lain : Pengadaan koleksi, katalogisasi, inventarisasi, sirkulasi, reserve, inter-library loan
Pengelolaan penerbitan berkala
Penyadiaan penerbitan berkala
Penyediaan katalog (OPAC) dan
Pengelolaan anggota

Penyedia teknologi informasi yang digunakan dalam layanan informasi referensi dikembangkan dengan menyediakan koleksi dalam bentuk digital yang dikemas dalam bentuk CD-ROM dan akses informasi ke jaringan luar (LAN, WAN, dan Internet).

Adapun peranan dari masing-masing layanan teknologi informasi adalah :
Peran CD-ROM :
Mempercepat akses informasi multi media, baik itu berupa abstrak, indeks, maupun bahan full texs, dalam bentuk digital tanpa mengadakan hubungan ke komputer
Media back up/cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi referensi bagi perpustakaan lain.

Peran Internet :
Untuk mengakses informasi multimedia dalam resource internet
Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi
Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi

Jumat, 02 Januari 2009

PERKEMBANGAN KARIER

PERKEMBANGAN KARIER


Pandangan – pandangan tentang perkembangan karier yang dikenal dengan nama teori-teori perkembangan karier (theories of career development) mendiskripsikan jalur perkembangan jabatan dan berusaha menjelaskan kaitan antara berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan itu. Dewasa ini belum terdapat teori perkembangan karier tertentu yang seluruhnya memuaskan, baik dari segi kerangka konseptual, maupun dari segi implikasi praktis bagi konselor di institusi pendidikan. Masing-masing teori menyoroti perkembangan karier dari sudut pandang tertentu, misalnya pengaruh dari corak pendidikan dalam keluarga, pengaruh dari sosial ekonomi dalam masyarakat, dan pengaruh dari adanya kecocokan atau tidak adanya kecocokan antara kepribadian seseorang dan lingkungan jabatan. Meskipun demikian, tenaga-tenaga kependidikan harus memahami pandangan-pandangan yang telah dikembangkan, supaya dapat mendampingi yang muda dalam perkembangan kariernya dengan sebaik mungkin.
A. Pandangan-pandangan tentang Perkembangan Karier
Pandangan tentang perkembangan karier secara singkat terdapat enam pandangan tentang perkembangan karier (Career Development) dan pilihan karier (Career Choice), yang semuanya bergerak dalam lingkup ilmu psikologi terapan yang dinamakan psikologi karier atau psikologi jabatan (Vocational Psycology). Keenam pandangan itu mempunyai relevansi terhadap pendidikan karier dan bimbingan karier di sekolah, meskipun tidak semuanya memiliki gradasi yang sama. Adapun pandangan-pandangan yang dimaksud, antara lain :
1.Teori “Trait and Factor”
Ciri khas dari pandangan ini ialah asumsi bahwa orang memiliki pola kemampuan dan minat yang dapat diketahui melalui testing; dapat juga diselidiki kualitas-kualitas apa yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan.
2.Pandangan Kelompok Ginzberg
E. ginzberg, S. ginzburg, S. Axelrad, dan J. herma (1951) manaruh prhatianya pada perkembangan karier. Manurut pandangan kelompok ini, pilihan jabatan tidak hanya terjadi sekali saja, melaikan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu antara 6 – 15 tahun. Dalam proses perkembangan anak dibedakan tiga fase :
a. Fase fantasi (lahir – 11 tahun)
Fase fantasi anak mula-mula hanya bermain-main saja dan permainan ini dianggap tidak mempunyai kaitan dengan dunia kerja.
b. Fase tentatif (11 – 17 tahun)
Selama fase tentatif anak mengalami masa transisi, dari sekedar berperan sambil bermain sampai menunjukan kesadaran tentang tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam suatu pekerjaan. Fase tentatif ini dibagi kedalam beberapa sub fase, yaitu tahapan minat (interes), tahapan kemempuan (capacity), tahapan nilai-nilai (values), tahapan transisi (transition)
c. Fase realistik (17 – 25 tahun)
Pada fase ini perkembangan karier dibagi lagi dalam tiga sub fase. Yaitu tahapan eksplorasi (exploration) di mana orang muda mempertimbangkan dua atau tiga alternatif jabatan, tetapi belum dapat mengamil keputusan, tahap pemetangan (chrystallyzation), di mana orang muda mulai merasa lebih mantap kalau memangku jabatan tertentu, tahapan penetuan (specification) di mana orang muda mengembangkan keputusan tentang jabatan tertentu.
3.Pandangan Anne Roe
Anne roe juga menekankan unsure perkembangan dalam pilihan karier, lebih-lebih corak pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil. Reo menggolongkan jabatan-jabatan atas dua kategori dasar, yaitu jabatan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain (person oriented) dan yang berorientasi pada benda-benda (non-person oriented). Contoh jabatan yang tergolong kepada kelompok yang pertama adalah jasa, bisnis, manajemen, pelayanan sosial, dan aktifitas dibidang cultural. Contoh jabatan yang tergolong pada kelompok yang kedua adalah teknologi, bekerja dilapangan seperti pertanian dan pertambangan, serta penelitian ilmiah.
4.Pandangan Donal Super
Donal super merencanakan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor-faktor itu untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, antara lain :


a. Fase pengembangan (lahir – 15 tahun)
Di mana anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self concept strukture).
b. Fase eksplorasi (15 – 24 tahun)
Di mana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
c. Fase pemantapan (25 – 44 tahun)
Bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjadi karier tertentu.
d. Fase pembinaan (45 – 64 tahun)
Dimana orang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.
e. Fase kemunduran (65 ke atas)
Bila orang memesuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
5.Pandangan John Holland
Pandangan holand mencakup tiga ide dasar, yang masing-masing memberikan pemahaman kepada kita dalam perkembangan karier. Tiga dasar bersama rincianya sebagai berikut :
a. Orang-orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah satu diantara enam tipe kepribadian, yaitu tipe realistik (the realistic type), tipe peneliti dan pengusut (the investigasi type), tipe sosial (the sosial type), tipe pengusaha (the enterprising type), dan tipe orang rutin (convensional type).
b. Lingkungan-lingkungan, yang di dalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh lingkungan-lingkungan itu mendekati salah satu model lingkungan (a model invironment), yaitu lingkungan realistik (the realistic invironment), lingkungan penelitian dan pengusustan (the investigasi invironment), lingkungan kesenian (the artistic invironment), lingkungan pengusaha (the enterprising invironment), dan lingkungan yang bersesuasana kegiatan rutin (convensional invironment).
c. Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational homogenoty), sehingga orang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan jabatan tertentu dan merasa puas. Perpaduan dan pencocokan (pairing) antara tipe-tipe kepribadian dan model-model lingkungan memungkinkan meramalkan pilihan jabatan, keberhasilan, dan stabilitas sesorang dalam jabatan yang dipangku.
6.Pandangan Situasional
Pandangan ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan jabatan dan pemilihan karier. Faktor-faktor ini menyangkut lingkungan alam serta lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Faktor-faktor yang menyangkut lingkungan alam adalah, anatara lain keadaan geografis dan topologis daerah di mana seseorang hidup. Sedangkan faktor – faktor yang menyangkut lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya adalah, misalnya, golongan sosial ekonomi (sosial class), kelompok minoritas atau mayoritas dalam masyarakat, keadaan ekonomi Negara, pembagian tugas kaum pria dan kaum wanita dalam masyarakat (sexual roles) dan nilai-nilai kehidupan yang mewarnai kedupan budaya dapat berlingkup luas sekali seperti keadaan ekonomi Negara dan warisan budaya bangsa, sampai berlingkup terbatas seperti lingkungan keluarga inti.
Pandangan situasional ini meninjau proses perkembangan karier dan pilihan karier dari sudut sosiologis, sejauh faktor-faktor eksternal menciptakan keadaan (setuasi dan kondisi, disingkat Sikon) yang memebtasi ruang gerak individu dan membatas derajat kebebasan seseorang dalam menentukan pilihan kariernya.
B. Faktor-faktor Pokok dalam Perkembangan Karier
1.Faktor-faktor Internal
a. Nilai-nilai kehidupan (values), yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana-mana dan kapan pun juga. Nilai-nilai itu menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup sampai umur tua dan sangat menentukan bagi gaya hidup seseorang (Life Style).
Contoh-contoh nilai kehidupan ialah meningkatkan gengsi dalam masyarakat, berwibawa demi kebaikan orang lain, mengabdi kepada sesama yang serba membutuhkan, mencapai taraf prestasi tinggi demi harga diri, lepas dari dikagumi oleh orang lain, mencari kepuasan dalam memiliki kekayaan, mencari kesenangan bagi diri sendiri, menggali ilmu dengan belajar banyak, dan meningkatkan pengaruh agama dalam masyarakat.
b. Taraf iteligensi, yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang didalamnya berpikir memegang peranan.
c. Bakat khusus, yaitu kemempuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.
d. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
e. Sifat-sifat, yaitu cirri-ciri kepribadian yang bersama-sama membberikan corak khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah tamah, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.
f. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri.
g. Keadaan jasmani, yaitu cirri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan dan tidak tampan, ketajaman penglihatan dan pendekatan baik atau kurang baik, mempunyai kekutan otot tinggi atau rendah, dan jenis kelamin.
2.Faktor-faktor Eksternal
a. Masyarakat yaitu lingkungan sosial budaya di mana orang muda dibesarkan.
b. Keadaan sosial ekonomi Negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lamban atau cepat; stratifikasi mayrakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah, dan rendah; serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain.
c. Status sosial ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya pandangan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa.
d. Pengaruh dari anggota-anggota keluarga besar dan keluarga inti.
e. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan-pandangan yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf tenaga-tenaga bimbingan dan pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki anak perempuan.
f. Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu pendangan-pandangan dan harapan-harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.
g. Tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan-jabatan dan pada program-program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya.
C. Implikasi-implikasi bagi Bimbingan Karier di Institusi Pendidikan
1. Perkembangan karier merupakan salah satu segi dari keseluruhan proses perkembangan orang muda dan pilihan-pilihan yang menyangkut jabatan dimasa depan berlangsung selaras dengan perkembang karier.
2. Pilihan jabatan tidak dibuat sekali saja dan tidak didefinitif dengan sekali memilih saja
3. Konseling karier, yang berlangsung dalam pertemuan pribadi antara konselor dan konseling dan kerap terfokuskan pada permasalahan mengenai pilihan program studi/atau pilihan jabatan, akan berlangsung lebih lancer bilamana orang muda telah disiapkan melalui bimbingan karier secara kelompok untuk menghadapi saat-saat hrus dibuat suatu pilihan diantara beberapa alternative.
4. Pendekatan karier dan bimbingan karier tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup yang dicita-citakan oleh orang muda bgi dirinya sendiri (Life Style orientation).